Kamis, 14 Februari 2008

Valentine Day

Wah dah g kerasa ya uda satu tahun sejak valentine tahun lalu. Aku ngerasa banyak hal yang terjadi ma aku satu tahun itu. Ada yang sedih, seneng, ada juga yang masih kebayang di otak.

Tapi ada satu pertanyaan yang aku mau tanyain ke kamu semua, kenapa ko hari valentine di tandai pada tanggal 14 Februari ya? Ko nggak tanggal 24 November aj barengan ma ultahq? Ada yang bisa jawab g? Aku dah coba tanya ke anak-anak, eh merekanya nggak tahu. Apa ada cerita ya di balik tanggal 14 Februari itu? Tampaknya jadi misteri nie...

Seperti halnya hari valentine tahun-tahun lalu, banyak pihak yang mencari rupiah di bulan februari nie. Kayak di jalan Kayoon kemarin. Waktu aku lewat situ banyak banget benda yang dijual itu bernuansa Valentine banget. Sperti bunga dan boneka. Semuanya serba pink nggak ada yang lain. Dampaknya jalan kayoon kemarin macet banget. Gara-gara banyak orang mau mambelikan sesuatu buat orang yang mereka sayangi. Baik itu pacar, orang tua atau bahkan selingkuhannya.

Komoditi seperti bunga, coklat, dan boneka yang pasti laku keras di bulan penuh cinta dan kasih ini. Hal ini membuat setiap kios di jalan kayoon yang aku lihat kemarin menjadikannya barang utama untuk dijual. Sayangnya setiap kios menjajakan barang yang sama. Dan pasti para pembeli akan kebingungan mau beli apa dan dimana karena banyaknya kiosa yang menjual barang yang sama. Bisa-bisa nggak jadi beli karena bingung mau beli apa. Kasian banget kan uda panas, macet, bingung, antri, dan mahal lagi...

Yang aku sayangin adalah kenapa setiap pedagang nggak mau mencari sebuah ide kreatif lainnya. Selalu sama setiap tahunnya. Padahal kalau mereka bisa menemukan sebuah ide untuk membuatnya berbeda, aku yakin pasti ada daya tarik sendiri terhadap barang yang dijualnya.

Ko jadi ngomongin bisnis ya???He3...Yauda guys buat kalian semua met hari valentine ya... Semoga yang uda berpasangan tambah langgeng. Buat yang punya selingkuhan, mending g usa deh kasian kamunya setiap hari valentine ngeluarin biaya dobel. Yang satu buat pacar asli yang satu buat selingkuhan. Yang jomblo (contohnya Aku) tetep ngerayain Valentine day ya. Baik itu sendirian ataupun ma orang lain. Kayak aku ini. Tahun lalu jomblo tahun ini pun jomblo. But remember jomblowan/jomblowati "Love will Find You if You Try". GBU

Rabu, 13 Februari 2008

Sekolah adalah Permulaan

Apa kamu tahu buku "if you want to rich and happy, Don't go to school?". Mungkin pertama kali kamu akan keheranan dengan judul buku itu. Kamu mungkin akan berpikir "Iya tah???" "Apa bener???". Menurutku judul buku itu ada benarnya juga. Karena menurutku pelajaran sekolah tidak disiapkan untuk menghadapi kehidupan nyata.Itu pendapatku lo, nggak tahu lagi kalau kamu. Tapi jangan sampai kamu ingin kaya lalu kamu nggak ke sekolah setelah baca ini. Wah, bisa-bisa aku didemo orang sekampung. Jadi jangan sampai kamu nggak sekolah gara-gara baca ini ya. He3...

Mungkin maksudnya kalau kamu tidak berencana untuk menjadi seorang dokter atau pengacara yang butuh pendidikan formal, kamu akan bisa belajar banyak di pekerjaan. "Berarti sekolah g penting dong?". Eitts...siapa bilang nggak penting. Apa aku bilang pendidikan itu nggak penting? Nggak kan. Ingat ya, pendidikan sekolah adalah landasan kesuksesan. Aku hanya bilang sekolah itu salah satu tempat untuk belajar. Kita pergi ke sekolah untuk belajar keahlian formal dan profesional. Sehingga kita lebih di perhitungkan ketika kita ingin melamar pekerjaan nantinya. Kalau tidak memiliki pendidikan sebagai landasan kesuksesan, bagaimana kamu bisa sukses? Sebagaian besar bagian kita belajar keahlian finansial di luar sekolah.

Ingat pertama kali belajar naik sepeda? Kesempatannya adalah kamu mulai dengan roda bantuan (sepeda roda empat), kemudian suatu hari kau siap dengan dua roda. Mungkin seorang memegangkan sepeda itu sementara kau menyeimbangkan tubuh, kemudian melepaskannya. Mungkin kau akan sempoyongan beberapa saat atau bahkan jatuh sekali dua kali. Namun, biasanya kau akan naik lagi dan mencoba sampai kau akhirnya berhasil seimbang, melalui kegagalan dan terus mencoba dan kekuatan otak.

Bukankah lucu kalau orang tuamu membawamu ke sekolah khusus mengendarai sepeda? Itu hanya menbuang-buang uang saja. Ada hal-hal yang kau pelajari di sekolah dan hal-hal yang kau pelajari di kehidupan (seperti cara berjalan, mengikat sepatu, mengendarai sepeda, dan sebagaian besar hal yang berhubungan dengan uang.

Bukankah menakjubkan, membayangkan bahwa kau mungkin mendapatkan pengetahuan yang tidak dimiliki oleh dokter atau orang tuamu?Itu baru namanya kekuatan! Renungin kata-kata ini ya, "Sekolah adalah landasan kesuksesan yang amat sangat penting. Tapi sekolah yang amat sangat penting itu bukan yang terpenting dalam menghadapi kehidupan nyata. GBU.

Curhat Bentar Ya...

Sedikit mau curhat, sebelumnya waktu aku kelas I SMA aku bercita-cita untuk menjadi seorang Arsitek. Aku memulainya dengan mengambil jurusan Teknik Arsitektur. Pola pikirku dulu seperti ini: ”Kuliah yang rajin, dapatkan IP yang tinggi, mendapatkan pekerjaan yang aman, lalu dapatkan gaji. Aku akan membeli rumah, mobil dan keperluan keluargaku.” Hal itu sangatlah wajar bagi kebanyakan orang.

Namun saat aku membaca buku tersebut pikiranku serasa berubah 180o. Aku berpikir Slip gaji dan pekerjaanku tidak akan memberikan aku keamanan finansial. Bagaimana jika aku di PHK?Bagaimana jika aku pensiun, apa perusahaanku akan memberikan Tunjangan Pensiun?Apa aku masih mendapatkan uang ketika aku tidak bekerja nantinya? Karena beberapa pertanyaan itu aku langsung mengambil keputusan untuk tidak mengandalkan slip gajiku nantinya. Entah itu aku mulai dengan bisnis pribadiku atau yang lain aku masih belum tahu. Selesainya aku membca buku tersebut, aku merasa menjadi lebih paham bahasa uang. Juga aku mulai mengerti bagaimana uang bekerja dan membuat uang bekerja untukmu.

Mungkin kamu berpikir aku masih terlalu muda untuk berbicara seperti ini. Atau kamu akan berpendapat aku Cuma bisa ngomong. Aku akan menerimanya karena aku masih belajar dan aku masih belum sepenuhnya melek finansial. Tapi aku mau belajar. Kalau aku bisa, kamu juga pasti bisa. GBU

Selasa, 12 Februari 2008

Berpikir Dengan Angka

Sebelumnya aku mengatakan kalau ada pelajaran yang tidak dipelajari disekolah. Sekarang aku mau membagikan lagi pada kamu suatu hal, yaitu Berpikir dalam Angka. Dalam akuntansi, yang penting bukan angkanya, tapi lebih kepada angka itu bicara apa pada kalian. Karena bahasa angka sangat amat berbeda dengan bahasa kata.

Mungkin akuntansi ketika kita sekolah adalah pelajaran yang sangat membosankan dan membingungkan di dunia. Tapi jika kamu ingin bisa membaca bahasa angka dan lebih ekstrimnya kamu ingin kaya untuk jangka panjang, akuntansi mungkin pelajaran yang paling penting. Karena bahasa angka sama dengan bahasa uang. Jadi kenapa setelah melek finansial aku berbagi dengan kamu untuk berpikir dan memahami dalam angka adalah agar kamu dapat terbiasa dan tidak terlalu asing dengan bahasa angka (bahasa uang).

Banyak sekali buku beredar memberitahumu tentang cara membuka rekening bank, mengembangkan cek, dan mengecek harga barang. Namun tidak ada yang memberitahumu cara berpikir tentang uang. Orang sering memandang uang mereka sebagai ”Setan yang diperlukan”. Yang artinya sesuatu yang diperlukan untuk membayar tagihan, meghitung ulang, sesuatu yang menjadi dambaan dan kekhawatiran. Sepertinya sebesar apapun jumlahnya, tidak akan pernah cukup.

Suka tidak suka kamu akan tetap bertemu dengan uang. Hidup akan terasa tidak dapat dipisahkan dengan uang. ”Dikit-dikit uang, dikit-dikit uang, uang ko dikit-dikit”He3... So kamu harus perlu merasa nyaman dengan hal ini. Kamu tidak perlu menakutinya kalau kamu fasih dengan bahasa uang. Kalau kamu terdidik mengenai cara kerja uang, kau memperoleh kekuasaan atasnya dan bisa mulai membangun kemakmuran.

Ingat bahasa kata beda dengan bahasa angka. Seperti ketika membeli barang secara kredit. Kamu akan menemukan kata ”Uang Muka Ringan” ”Bunga Rendah” atau ”Cicilan Ringan”. Namun hal ini sangat berbeda ketika kamu melihatnya dengan bahasa angka. Bukannya untung, tapi kamu mungkin justru akan rugi. Emang bener ya kata orang ”Teliti dahulu sebelum membeli”. Apa akan menguntungkanmu atau justru merugikanmu. Selalulah berpikir dalam angka, jangan gunakan bahasa kata jika berhubungan degan uang. Karena apa yang ditunjukkan bahasa angka sangat berberda dengan bahasa kata. GBU.

Melek Finansial

Pernah tahu buku Rich Dad Poor Dad karangan Robert T. Kiyosaki? Aku sudah membaca buku ini setidaknya 2-3 kali. Kenapa aku bisa membaca buku ini lebih dari satu kali? Karena aku belajar banyak tentang pelajaran yang tidak diberikan di sekolah. Pelajaran itu adalah Melek Finansial. Melek dalam hal ini bukan hanya mampu membaca dengan baik, lebih dari itu melek dalam hal ini adalah mampu mengucapkan (memahami) salah satu bidang tertentu. Bila berbicara tentang uang kita harus menggunakan bahasa yang baru sama sekali.

Menguasai sesuatu itu banyak jalannya. Tapi “Menguasai” uang tidak dapat langsung dan mudah. Kamu harus mempelajarinya dulu baru menguasainya. Memang di sekitar kita sering mendapatkannya di pelajaran ekonomi, namun pelajaran ini lebih dari sekedar kurikulum yang ada di sekolah. Kebanyakan pelajaran tentang uang di sekolah hanya sekedar teori-teori dan bukan kalimat/kosakata yang diperlukan untuk menghadapi dunia nyata. Sekolah lebih sering mempelajari daripada mempraktikan.

Lewat buku ini aku dapat mengambil hal-hal yang dilewatkan di sekolah. Pelajaran yang mungkin bagi seorang pelajar agak tidak diperlukan, tetapi aku yakin semakin cepat aku mulai belajar tentang uang, semakin mudah aku mendapatkannya dan aku akan sedikit mengkhawatirkannya saat aku lebih tua. Lewat buku ini aku merasa lebih fasih apabila dihadapkan dengan bahasa uang dan pengertian yang aku inginkan untuk merasa yakin dan percaya diri dalam mengambil alih kehidupan finansialmu.

Ingat melek finansial tidak diajarkan di sekolah, tapi kamu bisa mempelajarinya. Entah kamu mau mencari mentor finansialmu dan belajar darinya?Atau bertukar pikiran dengan temanmu yang ingin memiliki aset dari pada utang? So guys. Faster is Better. GBU